Nusakambangan , Selasa (08/11/2022) – Sikap sopan dan tutur kata yang santun terucap dari mulut ES ini sangat berbanding terbaik dengan penampilannya yang nyentrik dan penuh tattoo disekujur tubuhnya, mulai dari kepala hingga kakinya ketika dilakukan penggalian data untuk kepentingan penelitian kemasyarakatan di Lapas Narkotika Kelas IIA Nusakambangan.
Kepada pembimbing kemasyarakatan Bapas Kelas II Nusakambangan, warga binaan pemasyarakatan (WBP) tindak pidana narkotika ini sangat terbuka menceritakan pengalamannya hingga mendapatkan hidayah saat mendekam di Pulau Penjara.
“Saya akui pak, bahwa di sini (Nusakambangan) merupakan pondok pesantren terbaik yang pernah saya singgahi. Saya berubah total, dari awalnya nggak bisa ngaji, sekarang rutin ngaji. Nusakambangan benar-benar membentuk saya menjadi manusia yang lebih baik dan apa adanya”, ungkap ES, pria asli Yogyakarta yang juga berprofesi sebagai seniman.
Melalui penggalian data tersebut, pembimbing kemasyarakatan juga mendapatkan fakta bahwa selain memperdalam ilmu agama, ES selalu mengisi waktunya dengan menulis cerpen dan puisi tentang kisah perjalanan hidupnya.
Baca juga:
Babinsa Pendampingan DTMS Diwilayah
|
”Waktu saya disini nggak ada yang sia-sia. Tiap hari saya nulis cerpen atau puisi. Inspirasi bisa datang dari kerinduan sama anak, orang tua bahkan kisah pilu saya di masa lalu”, ucap pria yang tidak lulus SD ini.
Pria paruh baya ini awalnya tak membayangkan bakal dijebloskan di penjara dengan label maksimum security ini. WBP pindahan Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta ini diharuskan menghabiskan sisa pidananya di pulau penjara Nusakambangan.
"Saya mengakui kesalahan saya di masa lalu. Saya sangat menyesal dan nanti jika sudah pulang saya akan mengisi dengan kegiatan positif, seperti mengantarkan anak sekolah, ataupun merawat cucu saya", ujar ES.
Klien tindak pidana narkotika ini menambahkan bahwa saat menjalani pembinaan di Lapas Narkotika Nusakambangan, klien juga lebih sering bersyukur dan mengikuti segala kegiatan yang diselenggarakan oleh lapas.
Dalam sesi wawancara tersebut, pembimbing Kemasyarakatan Bapas Kelas II Nusakambangan juga memberikan penguatan dan motivasi agar WBP tetap menaati tata tertib lapas dan tetap menjalin hubungan yang baik dengan sesama penghuni dan petugas lapas.